Senin, 23 Juli 2012

Kepemimpinan Yang Interaktif ala Rosulallah SAW


Sebagai area manager yang baru saya  harus bisa mengakomodasi berbagai perbedaan yang ada di perusahaan kami.Namun kadang senioritas yang membuat mereka enggan melaksanakan tugas.Apa ada kiat sederhana membangun team yang solid ,Kank...?

telah tampak kerusakan di darat dan di alut disebabkan karena perbuatan tangan manusia ,supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbauatan mereska ,agar mereka kemabali kejalan yang benar “.QS ar Rum :41

Yang perlu anda sadari tidak semua orang siap menghadapi perubahan  apalagi jika perasaan senioritas mendominasi karyawan yang beranggapan bahwa dirinya  serba tahu  dan sangat berpengalaman. Maka pendekatan persuasif  dan interaktif yang bisa anda lakukan guna menangkap “pesan” dibalik penolakan sikap mereka.Karena dibalik penolakan itu ada alasan psikologis yang dipendamnya sekaligus alasan ketidak tahuan tentang apa yang bakal dihadapi..

Inilah langkah yang bisa anda lakukan :


1.       Delivering Relevant Knowledge

Nabi SAW  pernah bersabda : “terus meneruslah anda mengetuk pintu surga itu niscaya akan dibukakan  bagi anda sekalian 1’. Para sahabat bertanya :”bagaimana caranya kami terus menerus mengetuk pintu syurga itu ya rosulallah ?”
Nabi menjawab : Pintu Syurga itu diketuk dengan lapar dan dahaga anda.
Hadist Diriwayatkan oleh al Hasan dan diterima dari Aisyah ra.

Persepsi karyawan akan adanya perubahan biasanya   membandingkan antara beban yang ditanggung  dengan hasil yang didapatkan atau membandingkan apa yang diterima nya saat dalam kepemimpinan anda dengan kepemimpinan sebelumnya. Manfaat atau harapan mereka  bisa  tangible  menyangkut  reward yang diterimanya berupa uang  bisa pula  harapan yang in tangible yang bersifat psikososial alias sisi emosi karyawan.    

Menyimak strategi Rosulullah dalam mendeliveri perintah tersebut ,maka anda harus dapat menjelaskan  langkah yang anda ambil dalam menjalankan perusahaan dari sisi relevansi terhadap  harapan dan  manfaat bagi  karyawan dalam menjalankan tugas termasuk menciptakan kepuasan pelanggan. Secara komunikatif ,persuasif dan interaktif.


2.       Dialogue

“Hay Bani Quraisy ...!  Bagaimana kah saya semestinya bersikap kepada kalian semua..?”.


“Dengan lemah lembut dan kasih sayang ,wahai saudaraku dan keponakan kami yang baik !”. Demikian jawaban mereka .

Mendengar jawaban ini Rasullah menitikan air mata dan beberapa saat kemudian beliau melanjutkan sabdanya.: baiklah saya akan berbicara kepada kalian sperti halnya Nabi Yusuf berbicara kepada saudara –saudaranya. Saya tidak menyalahkan anda hari ini , Allah lah yang mengampuni kalian ,sebab Dia Yang Maha Pengasih  dan Maha Peyayang”........pergilah kalian bebas...!”.

Ucapan dari Rosullulah yang baru menerima kemenangan ini adalah hal yang tidak terduga dari kaum Quraisy. Cara yang dilakukan Rosullullah. merupakan upaya dialog yang mengakomodasi kecemasan mereka. Belajar dari kejadian ini anda harus melakukan upaya dialog guna mengenali  mendekati sekaligus mengajak nya bekerja sama secara familiarity guna mewujudkan target visi dan misi kepemimpinan anda.  Untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama...!’.

3.       Memorable  Activity


“cukup bagi sesorang menjadi jahat ,kalau ia menghina saudaranya sesama muslim  Dan sabdanya lagi : “sesungguhnya jika anda  mencari cari kekurangan orang lain ,niscaya anda telah merusakan mereka atau anda hampir berbuat kerusakan kepada mereka (HR Abu Daud ).   

 Perasaan dihargai ,dimengerti dan dianggap sebagai bagian penting bagi kemajuan perusahaan adalah kebutuhan psikologis karyawan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi bahkan sebaliknya merasa dilecehkan,maka naluri mempertahankan diri diwujudkan dalam bentuk agresifitas.   Bukan saja tidak  mendukung program kerja anda melainkan justru merusak renaca anda.Jadi tidak ada cara lain  kecuali anda  should touch their mind ,heart and soul to  maintain experiential treatment.  

4.       Interactive leadership


“ Tiada lah  sesorang  yang bercakap cakap  degan Rosulallah melainkan beliau menghadapakan muka sepenuhnya dan beliau tidak pernah berpaling dari orang itu hingga orang itu selesai berbicara”. HR At Thabrani .


Kesan mendalam yang tak terlupakan jika sesorang mendapatkan kejelasan dari ketiadak tahuannya dan mendaptakan solusi dari kecemasannya ,sehingga pada akhirnya setelah tahu akan pentingnya melakukan sesuatu mereka akan senagh hati melakukannya dan sekaligus  me recomended rekan kerja lainnya untuk mendukung kepeimipinan anda


Pada akhirnya anda dapat mengintegrasikan kepmimpianan anda berbasis kemanfaatan bagi karyawan anda bagi kemajuan perusahaan dan kepuasan pelanggan. Selamat menjalankan tugas...!



Rabu, 11 Juli 2012

Membangun Kebanggaan Semangat Pelayanan Aparatur


Sudah banyak kami mendatangkan nara sumber  guna  melatih staff  PNS serta karyawan dalam memberikan pelayanan prima  kepada masyarakat, tapi tetap saja tidak mampu tercipta budaya pelayanan yang menetap,paling paling hanya beberapa minggu  saja berubah setelah itu kembali lagi..  Adapakah ada TIP singkat yang bisa di bagikan Pak Hari..?


Dan orang orang yang beriman ,lelaki dan perempuan ,sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka  menyuruh (mengerjakan ) yang ma’ruf ,mencegah dari yang mungkar ,mendirikan sembayang menunaikan zakat  dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya . Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ,sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . QS At Taubah :71 


Staff  atau pegawai bisa saja sangat sulit berubah   menjadi lebih baik pasca pelatihan  bukan saja ketrampilan yang dimiliki tidak bisa diterapkan  lantaran iklim di kantor tersebut memang belum mendukung atau  atasan serta sistem tidak memungkinkan. Melainkan bisa saja value pribadi tidak equivalen dengan value organisasi kedinasan tersebut.Perasaan tidak nyaman secara psikologis,akibat perlakuan tidak adil, karyawan titipan,perilaku atasan yang tidak memiliki integritas,merasa menjadi objek penderita ,tidak kebagian proyek ,dan perilaku curang lainnya yang membudaya  adalah penyebab karyawan merasa  tidak perlu untuk berubah kearah yang lebih baik.


Tidak dapat diingkari persepsi negatif tentang pelayanan oleh PNS mendapat stigma miring di masyarakat.Sekalipun demikian bukan berarti mereka tidak dapat berubah. Sistem dan atasan harus mampu menciptakan Iklim yang dapat membuat karyawan dapat bermakna bekerja ditempat itu ,memberikan aspirasi pegawai yang berprestasi  sehingga personal value mereka dapat menciptakan citra aparatur dan oraganisasi  yang positif   .Sehingga value perusahaan dapat dikenali seebagai tempat yang istimewa  dalam diri  pegawai dan masyarakat. Perekrutan pegawai harus menggunakan seleksi yang ketat terutama mental attitude ,tidak pegawai titipan tanpa melalui jalur test yang fair  dan iklim kompetisi yang sehat adalah satu penciptaan value orgainsasi yang bermutu.

Sikap mental jujur diwujudkan oleh atasan terutama dalam persoalan keuangan,iklim kekeluargaan dimana atasan meempatkan diri pada posisi sejajar bersama pegawainya untuk urusan diluar kedinasan ,dan organisasi memberikan peluang kepada pegawai untuk dapat berkembang karirnya serta menjadi kan pegawai sebagai aset berharga organisasi akan membuat karyawan memiliki rasa bangga sekaligus tercipta “employer brand”.

Para pemimpin yang menjadi insipirator dapat membuat karyawan bangga sebut saja seperti Dahlan Iskan,Hari Tanoe Wijaya  dan Chairul Tanjung .Pemimpin yang menjadi toko insipiratif serta memberikan perubahan  tentu saja membanggakan pegawai.Sehingga dedikasi serta loyalitas pada kinerja  semakin kuat.

Kuncinya adalah leadership dan sistem yang bagus ,yang mengarah kepada emotional attachment seluruh pegawai akan mampu memberi inspirasi dan motivasi untuk memberikan pelayanan terbaiknya untuk mencapai  visi dan misi organisasi kedinasan.Mengakomodasi keberagaman setiap pegawai adalah hal yang penting untuk dilakukan  agar tercipta “constructive -conflict’  guna  membuat harmoni keputusan terbaik. Pelatihan menjadi efektif jika  company  value dapat memenuhi ekspektasi pegawai  dan sesuai dengan personal value nya.