“
dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan. QS Al A'raf 74
Kesuksesan menjadi
hak setiap orang termasuk karyawan,dan hanya bisa didapat oleh karyawan yang
memang mempersiapkan diri untuk menangkap peluang yang ada. Oleh karena itu
hanya karyawan yang mempersiapkan
strategi dan kompetensi serta memiliki kemampuan analisa masa depan yang
dapat memanfaatkan peluang itu. Sekalipun peluang itu ada namun jika karyawan
itu tidak pantas untuk mendapatkannya karena persoalan kompetensi maka tentu
saja peluang itu akan berlalu begitu saja
Itulah sebabnya
setiap karyawan tidak boleh berhenti mengembangkan diri . Pengembangan diri itu
meliputi :
·
Knowlegde; setiap karyawan harus
memiliki dan peningkatan ilmu pengetahuan berkaitan dengan beban tugas yang
dikerjakannya. Ilmu tersebut berkaitan dengan pengetahuan produk/layanan dari
perusahaan/instansi di mana karyawan
tersebut bekerja.
·
Knowhow; Setiap karyawan harus selalu meningkatkan
keterampilan dalam melaksanakan tugas, guna memenuhi tuntutan costumer. Jika perlu karyawan harus ahli
terhadap bidang kerja yang digeluti.
·
Mental attitude ; Setiap karyawan
harus menjunjung tinggi sikap mental yang dapat memberikan kenyamanan bagi
orang lain ,seperti ketulusan,keramahan,cepat tanggapan,bisa di akses dan
bertanggung jawab .
Dalam perspektif profesional seorang pegawai atau
karyawan dituntut pula memiliki wawasan
pelayanan terutama dalam menjalani profesinya. Berikut wawasan yang
harus dikuasai karyawan;
Pertama,Cepat
Tanggap
,kesiapan
karyawan untuk cepat tanggap saat terutama jika mendapatkan komplain dari pihak
lain, hal ini merupakan bentuk dari proffesional
sensing.Karyawan bersangkutan semestinya
mampu membaca arah perintah dengan
jeli dan selalu mengikuti leadership
style dari atasan maupun konsumen yang dilayaninya baik dari dalam
organisasi atau dari luar (masyarakat).
Kedua , Kemampuan Mengelola Informasi
seorang karyawan yang memiliki proffesional sensing adalah
mereka yang faham akan pentingnya
informasi,memiliki strategi mendapatkan informasi yang efektif dan efisien guna
kepentingan infrastruktur organisasi/ instansi di mana karyawan terebut
bekerja. Informasi ini kemudian dilanjutkan kepada pimpinan untuk diolah
menjadi proses pembelajaran pada instansi bersangkutan. Penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi bagi karyawan
adalah keterampilan mutlak yang harus dikuasai setiap karyawan. Baik berkaitan
dengan sarana penyelesaian tugas atau tidak.
Ketiga ,
Kreatif
seorang karyawan yang memiliki proffesional sensing
memiliki kecakapan kreatif
terutama mengamati perkembangan
tuntutan pelayanan (outward looking).
Dan percaya bahwa perubahan dan perkembangan tuntutan masyarakat harus menjadi
tuntutan untuk perbaikan sistem di instansi di mana karyawan tersebut bekerja.
Keempat ,Membina Relasi
mengasah keterampilan membina relasi. Seorang karyawan
yang professional selalu
diperhitungkan atasan dan stakeholder atas kinerjanya dan menjadi perhatian kawan kawannya. Guna
dapat membangun relasi horizontal dan vertikal maka karyawan bersangkutan
semestinya mengerti harapan ,dinamika , gaya kerja dan dinamika kinerja dari seluruh mitranya
tersebut. Mayoritas orang mau bekerja sama dengan orang lain karena dapat
memberikan revenue dan kemanfaatan
yang tinggi baginya.
Kelima ,Belajar
Berkesinambungan
Karyawan tidak boleh berhenti belajar jika ingin terus
mengasah kompetensinya. Kompeteni yang harus dikuasai seorang karyawan adalah
pengetahuan tentang produk /layanan,kualitas pelayanan teknologi ,kebijakan,,gaya
kerja atasan ,prilaku teman /klien dll.
Kalau karyawan tidak menggunakan waktu sebaik baiknya selama bekerja maka
dirinya akan kehilangan kesempatan belajar
yang semestinya berguna bagi diri karyawan bersangkutan. Ketika ada
promosi jabatan ,test kompetensi atau perampingan maka karyawan yang tidak
memiliki ‘ value ‘ akan kehilangan
kesempatan berkembang.
Bisa saja memang karyawan naik jabatan tanpa menjalani proses yang kita bicarakan tadi yang biasa kita sebut sebagai keberuntungan.
Namun tidak akan ada keberuntungan
berkelanjutan jika tidak memiliki kompetensi....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar