Selasa, 22 Februari 2011

Mutu Guru Bukan Seperti “Beo” Belajar dari Imam Al Ghazali


Mutu Guru Bukan Seperti “Beo” Belajar dari Imam Al Ghazali

“Ilmu yang dapat dicuri bukanlah ilmu”.


Dari kitab Ghazali Namah:….. Pada saat perjalanan pulang Imam al Ghazali ditengah jalan dicegat penyamun.Mereka bermaksud merampas kopor milik beliau yang berisi catatan catatan penting saat beliau berguru di beberapa daerah.Dikarenakan kopor tersebut dianggap berisi maka dirampaslah ole para perampok itu.Setelah dibuka para perampok itu berkata:

“Buat apa semua ini ?”

‘Ini bermanfaat bagiku tapi tak kan gunanya bagimu”.

“Apa yang dapat kau manfaatkan dari lembaran –lembaran ini ?”

‘Ini hasil jeri payahku selama bertahun tahun menuntut ilmu. Jika kamu ambil barang ini,akan lenyaplah semua pengetahuanku dan akan sia –sialah hasil usahaku selama ini..”.
Apakah benar semua yang kau pelajari itu dalam kertas kertas ini”

“Benar”

“Ilmu yang dapat dicuri bukanlah ilmu “.

Rupanya kalimat ini membangun kesadaran Imam Ghazali,bahwa selama ini proses belajarnya tidak ubahnya seperti BEO,hanya merekam apa pa yang diperoleh dari gurunya kedalam kertas.Sejak masalah itu beliau selalu mengabadikan masalah masalah penting didalam otaknya ,tidak lagi mencatatnya di dalam kertas.

Terhadap naseat yang amat berharga itu beliau berkomentar :” sebaik-baik nasehat yang menerangi jalan pikiraku dalam hidupku ini ialah nasehat dari para penayamun “.

Di masa depan ,dibutuhkan para guru yang berani berpikir out the box tidak terpaku pada teori teori pembelajaran konvensional. “learning as fun, participative and involving and as perceived wisdom”. Innovative teachers promoting life -long learning for All . In international Hand Book on Lifelong Learning .

Oleh karena itu guru “kreatif” adalah guru yang menghasilkan karya orisinil dapat mengembangkan hal hal baru yang inovatif denagan prestasi yang baik guna kepentingan terbaik siswanya.Profesionalitasnya terukur dari kecakapan meningkatkan prestasi siswa dan sekolah melalui inovasi metode pembelajaran atau penggunaan ICT.Karena itu sudah bukan zamannya lagi guru mengajar hanya berbekal buku paket atau metode pembelajaran kuno yang sudah menjadi zona nyamannya sehari hari .Mengingat proses kreatif dan inovatif guru diperlukan guna menunjang keberhasilan siswa merai prestasinya.

Beberapa guru sudah membuktikannya ,Arizenjaya salah satunya guru fisika SMAN 1 Sumarorong .Sulawesi Barat. Peraih Science Education Award 2000 membuat metode unik dalam belajar mengajar di kelas. Ia mengajarkan fisika denagan gaya novel.Untuk memotivasin siswanya ,Ariz ,begitu biasanya ia disapa memberikan pemahaman bahwa fisika bisa menjadi pelajaran yang indah mudah dimengerti ,yaitu melalui bahasa sastrawi.

Apilkasi pengajaran yang disebutnya fisika sastrawi itu diterapkan saat laporan asil penelitian kemudian dipresentasikan didepan kelas.

Saat mengajarkan metode ini ,para orang tua murid juga senang karena anak mereka semakin giat belajar . Bukan bermain game berjam jam.Ucapnya . (Media Indonesia 20 0211).

Sudah semestinya para guru mengembangkan daya kreatifitasnya agar mencetak generasi masa depan yang aktif , kreatif ,inovatif dan mandiri. Bukan mencetak generasi BEO…!. Seorang guru tidak akan takut kehilangan ilmunya jika buku paketnya /ppedoman mengajarnya hilang…sebagaimana kata penyamun kepada Imam AlGhazali;” Ilmu yang dapat dicuri bukanlah ilmu “.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar