Selasa, 01 Maret 2011

Personal Identity –Pendidik Model Umar ra




Personal Identity –Pendidik Model Umar ra

Dibawah terik sinar matahari ,Umar ra berjalan keluar dari kota Madinah sambil meletakkan kain surbanya di atas kepala. Pada waktu itu ada seorang pemuda sedang naik keledai melewatinya.

Umar berkata ,Bolehkah aku ikut bersamamu ,wahai pemuda ?”

Maka pemuda itu menghentikan keledainya ,kemudian ia turun dan berkata ,”silahkan naik di pungung keledaiku ,wahai Amirul Mukminin.”

Jawab Umar ,’Tidak ,tetapi naiklah kamu adan aku dibelakangmu” ‘.

Setelah saling berdebat ingin saling memberikan yang terbaik,akhirnya Umar membonceng dibelakang keledai si pemuda hingga ti ba di kota Madinah . kejadian ini diskasikan orang banyak.’Al –Kanzu, Manaqib Amirul Mukminin.

Identitas Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang tahu diri dan menghargai pengikutnya menerapakan dan menjujung tinggi azas fairness dalam menjalankan tugas . Meskipun itu sangat berkepentingan bagi interest pribadi nya !
. Menempatkan bawahan nya sebagai Human Capital. Ambil contoh kita dapat melihat bagaimana Dahlan Iskan Ketika menjadi CEO Jawa Pos menempatkan pengecer dan loper sebagai striker, dengan banyak bertemu dan mendengar saran keluhan dan kritik untuk kemajuan korannya dari mereka. Bahkan tak segan segan beliau mengunjungi striker saat menjalankan tugas di perempatan. Beberapa perusahaan seperti WIKA,,Toyota,Bank Mandiri dsb menempatkan karyawannya sebagai Human Capital

The application of Human Capital from the employee’s point of views ,especially regarding how each employee must manage and develop their own human capital investment . On the Other hand Management of Human capital by employers should focus on attracting and retaining human capital investors by providing working environment that conducive to personal development and self Investment of human capital. The University of Chicago Press .

Layaknya seorang CEO , identitas seorang pendidik harus memiliki persepsi yang sama tentang bawahan atau siswanya sebagai Human Capital. Sudah selayaknya menggunakan pendekatan pilar pendidikan :kognitif ,afektif dan psikomotorik.

Kurikulum yang dipakai pada persekolahan kita cenderung menggunakan model drill atau hapalan tentang berbagai teori atau lebih pada memaksimalkan fongsi kognitif. Sehingga cukup banyak lulusan kita yang gelagapan saat harus mempraktekan ilmu yang didapatnya,psikomotor.

Pendidikan yang baik adalah yang mendorong terciptanya penguasaan ilmu pada anak didik,atau SDM yang berpengetahuan,dapat memahami ilmunya dan mengamalkan ilmunya demi kemasalahatan umat.Sekaligus memegang teguh konsep religiuslitas yang dianutnya.

Guna mencipatakan SDM /Kualitas out put yang dapat dijadikan Human Capital maka Identitas seorang guru sebagai pendidik minimal harus memenuhi pilar dasar pendidikan ;

Pertama :kognitif ,meliputi kemampuan guru dalam membuat persiapan mengajar yang standar dilanjutkan denagan melaksanakan kegiatan proses belajr secara optimal.Untuk itu penguasaan materi pelajaran,ketepatan /kecakapan pemilihan penggunaan materi mengajar dan ketepatan metodologi dan alat peraga serta alat evaluasinya.Sehingga setiap siswa dapat terbentuk kompetensinya dalam menguasai materi yang diajarkan.

Kedua afektif ,guru dituntut memiliki kemampuan untuk memiliki kecakapan mendengar masukan dan kritik yang ,mengantarkan kemajuan dan perbaikan.Kemauan menggunakan sumber lingkungan sekitar yang bersifat inovatif dalam kegiatan mengajar.Tentu saja menghargai dan menempatkan siswa sebagai “Human Capital” hars diwujudkan dengan membimbing siswa tanpa pamrih dan bersedia membimbing siswa sesuai kompetensinya.

Ketiga ,psikomotorik atau muscle memory diwujudkan dalam bentuk kemempuan menyampaikan pendapat/gagasan secara jelas ,sistematis dan bisa dimengerti siswa /lawan bicara.Kemampuan memprakasai suatu kegiatan . kemampuan membina relasi yang diwujudkan denagan keterlibatan dalam organisasi social,agama dan profesi.


Sebagaiamana Tap MPR-RI no. IV /MPR/1/1999 tentang GBHN dan Program Pembangunan Nasioal 2000-2004 adalah :

Meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan,sehingga tenaga tenaga kependidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat menegembalikan wibawa lemabaga dan tenaga kependidikan.

Bagaiamana personal identity anda sebagai pendidik..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar