“Hai orang orang beriman,bertakwalah
kamu kepada Allah dan hendaklah tiap tiap diri memperhatikan apa yang ia
kerjakan untuk esok “. QS al Hasyr : 18
“Saat saya mendaftar kuliah di STAN
dan Kedokteran Gigi,dua duanya diterima.meskipun papa memberikan
kebebasan memilih profesi. Tapi papa memberi pengertian ,menjadi dokter gigi
lebih fleksible terutama bagi saya ketika berumah tangga nanti..Papa ingin saya juga berpenghasilan dan tidak
mengandalkan gaji suami .
“Saat itu saya sadar
daripada memulai dari nol untuk mengenali materi perkuliahan saya pasti
mengalamai kesukaran dalam penyesuaian diri.Mengingat sejak kecil saya ikut
menemani papa ,bermain ditempat praktik ,belajar sampai “dihukum “ ditempat
praktik.pas hari libur saya sering dilibatkan untuk ikut membersihkan peralatan
dsb.’ .
“Papa sangat peduli
dan perhatian pada pendidikan dan kepribadian saya,terutama untuk perkembangan
hasil belajar atau prestasi akademik ,ibu mendapat mandat mendampingi saya
belajar ..pernah suatu saat salah satu nilai rapor saya ada yang merah . Wah
papa marahnya minta ampun ,,walaupun tidak melakukan kekerasan verbal dan fisik
namun saya takut juga. Tapi setelah
marahnya redah ,papa memang tidak
memperpanjang urusan..”.
“Papa sangat ketat
dalam member kebebasan kepada saya terutama berteman dan jalan jalan.” Sejak
SMP ,saya “diawasi” untuk pulang tepat waktu. Kalu telat harus ada alasan yang
jelas.walaupun teman teman bisa bebas ,nonton ,keplasa ,atau makan makan di
restoran dan saya tidak tapi saya menikmati kok!”.
“Pada saat saya SMA pernah
absen tidak mengikuti les di LBB,lantaran mengantar teman yang sakit kerumah
sakit.ternyata petugas LBB telepon kerumah dan diterima papa. Habis deh
disidang…namun setelah mendapat penjelasan ,papa akhirnya mengerti juga …Papa hanya ingin anaknya jujur dan berani bercerita
…”
“Untuk pacaran ,wah
saya baru berani setalah kuliah …bukan
saja takut pada papa tapi memang saat itu tidak kepikiran..”
“Walau papa menurut
banyak orang adalah orang yang keras . namun sejak dulu papa memiliki sikap
ramah dan sabar dalam menghadapi pasien.Papa sering meminta maaf kepada kami
jika tidak dapat memenuhi janji lantaran pasien . Bagi papa pasien adalah
segalanya. Kesabaran papa menjelaskan kepada pasien sampai yakin membuat papa
di”cintai “pasien .. Papa senantiasa berusaha menyinergikan antara kepentingan
keluarga dan profesi.”
Hal yang membuat saya
sukses menjadi dokter gigi dan kelak akan saya tanamkan kepada anak anak
adalah: Kejujuran,Kesungguhan,Kerja Keras Disiplin dan Kasih Sayang yang pernah
saya dapatkan dari papa. .”