Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja
(pada kita ),karena sesungguhnya sebaik baik orang yang engkau pekerjakan ialah
orang yang kuat (professional) lagi
penuh amanat.(QS Al Qashshas ;26)
“Bagaimana mungkin
perencanaan jadwal yang sudah kamu lakukan ,justru bisa amburadul dan tidak
jelas begini..,pokoknya saya tidak mau tahu .ini menyangkut citra korporasi …!”. Seorang
branch manager yang marah marah kepada beberapa karyawan yang direkrut setahun
yang lalu.Mereka adalah lulusan fresh graduate dari Perguruan Tinggi ternama.
Belum Memiliki Kecakapan
Analisa.
Salah satu keluhan dunia industry terhadap karyawan yang
baru lulus dari Perguruan Tinggi adalah kurang memiliki kecakapan analisa
situasi,sehingga sulit mencapai sasaran yang terukur.Tidak pernah belajar dari
keslahan sbelumnya adalah bagian analisa yang belum dimiliki mereka. Padahal
dengan menganalisa hasil apapun dari suatu kegiatan semestinya para karyawan
baru ini meluangkan waktu untuk menganalisa diri maupun kinerjanya
Interpersonal Skill
Analisa diri dapat dilakukan melalui kemampuan control diri
terutama bahwa para karyawan baru cenderung mengerjakan pekerjaan secara
tergesa gesa,ingin cepat selesai .Harapannya dianggap professional,namun jika
pekerjaan ini lebih relasi antar manusia
,maka ketergesa gesaan tidak membuahkan hasil Karena orang lain tidak dapat
begitu saja menuruti apa yang ia mau.belum lagi jikapara senior meng underestimate
kompetensi mereka.Kesabaran untuk menjalai proses secara bertahap adalah kunci
sukses . termasuk strategi komunikasi
yang mampu mengarahkan kepada sasaran yang dicapai adalah bagian dari intrepresonal
skill yang patut dimiliki sarjana baru lulus.
Mahasiswa yang
terbiasa magang ,free line ,kerja paruh
waktu,ikut berorganisasi yang memiliki kecakapan interpersonal skill
yang lebih bagus saat lulus.
Kecakapan Afeksi
“Saya tidak mengerti
semestinya mereka kan tahu ini hari libur ,kenapa mereka hubungi ponsel saya
untuk komplain layanan yang tidak prima…” seorang karyawan bagian pelayanan ,mengeluh..!
Ranah afektif memang tidak banyak diajarkan di kampus.Mereka
lebih sering menggunakan kalkulasi logis dari pekerjaannya sehingga sering
tidak efektif dalam mengenali kebutuhan “customernya’.
Padahal dengan menggunakan pertanyaan terbuka mereka dapat
menggali sikap ,pandangan dan perhatian mereka..”baik ,laporan bapak kami terima segera kami sampaikan kepada petugas
yang bersangkutan..,inikah nomer telepon bapak yang bisa dihubungi..” rasa emphatic
karyawan dapat menciptakan image priibadi dan dapat menciptakan long term relationship.
Kecakapan afeksi yang di miliki lulusan murni ini kurang bisa
mendeteksi resistensi dari costumer atau atasannya. Mereka tidak bisa
membedakan antara penolakan yaitu ketidak sukaan kepada dirinya,keraguan terwujud dalam sikap pesimis apakah karyawan
baru tadi dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan .Dan juga dimana “konsumen/orang
yang dilayani” menunda keputusan nya untuk menyetujui tanpa ingin mengemukakan
alasannya. Ketrampilan yang tidak terbiasa didapat dikampus.
Fresh graduate
harus mempersiapakan diri ,karena
persiapan kerja membuat setengah pekerjaan bakal terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar