Kamu sekali kali
tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai.” QS al Imran 92
Sekalipun hanya SPG namun keberanian memberikan compensation gift atas permasalahan yang dialami pelanggan.Dengan resiko bonus
nya dipotong adalah bentuk keberanian
tersendiri dari Vena SPG produk Home
Appliance . Lantaran perbuatan itu dilakukan tanpa persetujuan sales
manajer yang memang sulit dihubungi,dan pemberian gift kepada pelanggan yang
marah ini memang tidak ada anggarannya.Padahal dalam SOPnya memang tidak ada
juklaknya.
“Dari Abu
Hurairah,Abdullah Ibnu Umar dan Siti Aisyah ra. Bahwa Rosulullah bersabda: “saling
member hadialah kamu semua maka kamu kan saling mencintai”.
Pilihan Vena memang tidak
salah ,tidak lama berselang konsumen yang marah itu menulis disurat
kabar rasa puasnya atas pelayanan
complain yang diterimanya itu.Vena mendapatkan pujian atasannya dan sekaligus
mengangkat brand image perusahaannya. Ini adalah contoh kasus keberanian front
liner melampui batas SOPnya.
SOP atau standard operating procedure adalah seperangkat pedoman dan aturan baku
yang harus dilaksanakan karyawan secara konsisten. Semestinya untuk karyawan
digaris depan yang berhubungan langsung dengan masyarakat ,SOP untuk front
liner ini lebih luwes. Agar mereka bisa
memberikan kepuasan kepada konsumen/klien tidak terlalu dibatasi banyak hal
yang tidak berhubungan langsung dengan konsumen yang dilayani. Apalagi jika
menggunakan jalur birokrasi yang rumit membuat pelayanan menjadi lama,sulit dan
tidak menyenangkan.
Komplain dari
masyarakat adalah merupakan bentuk perhatian atas layanan yang sudah dijalankan
selanjutnya dapat dijadikan sarana introspeksi diri untuk mengevaluasi
kekurangan kekurangan sekaligus memperbaiki mutu layanan.Jika complain ditangani dengan baik maka klient dapat
menjadi advocator memberikan
advokasi atas pelayanan yang didapat.
Namun sayang banyak insatansi atau perusahaan yang enggan
menghadapi komplain dan memberikan solusi terbaiknya,bahkan tidak jarang over reactive. Akibatnya bisa buruk bagi
citra organisasi bersangkutan ,sebab komsumen bisa complain lewat berbagai
media.
Inilah sebabnya tidak jarang front liner mengambil langkah
sendiri yang kadang membuatnya menghadapi resiko terhadap perusahaannya.Banyak
front liner yang memilih mencari aman
dengan enggan berdebat dengan konsumen marah .Banyak karyawan rela
menanggung resiko dan beaya sendiri untuk
memberikan kepuasan dan pelayanan prima.
Tidak ada di dalam SOP bahwa seorang front liner harus memberikan
compensation gift tanpa komitmen sebelumnya apalagi jika instansi bersangkutan
tidak memiliki anggaran untuk itu.Apalagi pemberian kompensasi dianggap
pemborosan .Namun karena memiliki tanggung jawab besar hal itu dilakukan oleh front liner bersangkutan. Karena itu
atasan harus memberikan keleluasaan dan kewenangan pada front liner dalam pengambilan keputusan untuk kepuasaan kebutuhan
pelanggan/konsumen.Jika perlu dalam keadaan tertentu mereka boleh menabarak
aturan yang berlaku untuk tujuan kepuasaan pelanggan.
Tugas frontliner selaku ujung tombak citra organisasi ,mereka dihadapkan harus
memiliki serangkaian jalan keluar memberikan solusi kepada pelanggan.Tidak jarang
mereka dituntut untuk memberikan layanan melampaui batas ekspektasi
konsumennya.Sudah semestinya atasan atau organisasi memberikan penghargaan kepada front
liner yang berani melampui batas SOP apalagi kalau untuk melampui batas
harapan konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar