Senin, 07 November 2016

Persuasive Maneuvering:Jangan Asal Bicara apalagi Bicara Asal Asalan




Kho Am Syong pemilik perusahaan industry kaleng  inginnya sih bisa meraih simpati para pekerja dengan menggunakan istilah istilah yang sebenarnya sama sekali tidak dimengerti atau dikuasainya yang sangat melukai para pekerja. Bukannya dapat simpati malah sebaliknya suasana perusahaan makin panas, akhirnya ide perubahan remuneration yang dijanjikan  untuk kesejahteraan pekerja bukan nya diterima malah berbuah demo besar besaran.  


“Ini  apa maksudnya pake istilah yang bahkan dia sendiri tidak pernah menyelami menghayati menjalani karena beda segalanya , kok seenaknya diucapkan tanpa perasaan , ngapain pakai bawa bawa falasafah  hidup orang lain ..?”, kata Dul Gabus

“Kalo tadi dia nggak usah sebut sebut pedoman hidup orang lain , tentu nggak sepanas ini..?”. Kata Paidon 

“Mungkin kita saja yang salah faham..?” kata Kho Jur 

“Salah faham Ndasmu,…!dia nggak punya hak ngomongin dasar hidup orang lain karena dia nggak ngerti sama sekali maknanya bukan sekedar salah faham”.  Ce ce Rei Mek

Diskusi panjang nggak ada selesainya, ada yang menyoroti kaidah bahasa , konten materi bahasanya, asal usul kalimat dsb… bisa menghabiskan kata dan waktu berabad abad abad. 

Lantas bagaimana seharusnya..

Jika terpaksa meyakinkan pekerja , staff atau bidang lain apalagi menyangkut nilai nilai filosofi hidup   di daerah suku asli atau logika  prinsip hidup mereka dengan prinsip kaidah yang diyakini semestinya harus bermanuever persuasive. Mendatangkan tokoh atau ahli yang  kompetensi dan kharismanya sangat dikagumi, biarkan dialah yang menjelaskan berdasarkan maqam ilmunya karena memang mereka ahlinya. 

Jangan ikut ikutan komentar kalau tidak faham apalagi  mengutip nilai nilai luhur yang sangat   diagungkan oleh pemeluknya, Umat manapun tak suka ajaran yang diyakininya dikutip untuk kepentingan kepentingan yang tidak jelas apalagi umat lain yang sama sekali tidak ngerti memahami, menjalani dan menghormati nilai nilai luhur dari setiap FirmanNya. Mungkin itulah yang harus diambil hikmahnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar